-->

Cerpen : BAD DREAM

 BAD DREAM

BY : OLIVIA MECCA INDRA


Pada hari Kamis, aku mengikuti sebuah kegiatan di sekolah. Karena sesuatu hal, ketua dari panitia yang mengadakan kegiatan tidak dapat hadir dan menjadikan peserta kegiatan harus pulang ke rumah masing-masing. Karena aku masih memiliki tugas yang cukup banyak, aku menyempatkan diri untuk mengerjakan tugas tersebut.

“Daripada aku pulang dan di rumah sepi, mendingan aku ngerjain tugas dulu…” kataku sambil berjalan menuju kelasku.

Kenapa tiba-tiba suhu ruangan menjadi berbeda dari sebelumnya. Mungkin ini hanya pikiranku yang mengada-ngada saja. Setelah 15 menit berlalu, tiba-tiba lampu di kelas mati.

“Pyarrr…” suara itu membuatku sedikit merinding. Karena rasa penasaran yang cukup tinggi, akhirnya aku pun mencari tau apa yang sedang terjadi.

“Kenapa suasana di sekolah ini tiba-tiba menyeramkan ya?” tanyaku dalam kesendirian.

“Hei, sedang apa kau di sana?” tiba-tiba ada yang memanggilku dari belakang. Aku pun segera menoleh ke belakang dan ternyata yang memanggil adalah Pak Arman.

Pak Arman adalah orang yang menjaga sekolahku setiap malam dan orang yang sangat pemberani. Kata beliau, jam 5 sore anak-anak yang ada di sekolah harus segera pulang untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

“Ini pak, tadi saya mendengar ada benda jatuh dan saya mencari tau, Pak!” jawabku dengan terbata-bata.

“Bapak peringatkan ke kamu ya! Kamu harus pulang ke rumah sekarang juga. Bapak tidak ingin mendengar kabar buruk tentang anak-anak di sekolah” kata Pak Arman memperingatkanku untuk pulang.

“Emangnya apa yang terjadi di sekolah ini, Pak?” tanyaku penasaran.

“Kalau kamu memang penasaran dan ingin mencari tau apa yang sebenarnya terjadi, nanti malam kamu ikut bapak untuk jurit malam keliling sekolah!” pinta Pak Arman.

“Iya pak, saya mau kok” jawab dengan tegas.

Tidak terasa waktu yang aku tunggu-tunggu telah tiba. Sebelum kami berangkat untuk jurit malam, kami berdua makan dan sholat dahulu. Setelah itu, Pak Arman memberiku senter.

“Bawa senter ini dan jaga baik-baik ya!” pinta Pak Arman.

“Iya pak, saya akan menjaganya dengan baik” jawabku.



Setelah itu, kami berdua menyusuri parkiran sepeda. Sedikit demi sedikit, bulu kudukku mulai berdiri. Setelah lama berjalan, akhirnya kami sampai di tempat yang katanya menyeramkan. Kata teman-temanku, di tempat ini sering terjadi kejadian kesurupan secara massal dan kejadian tersebut terjadi pada siang hari.

“Pak, apa benar tempat ini menyeramkan?” tanya kepada Pak Arman.

Tetapi, kenapa Pak Arman tidak membalas pertanyaanku. Dengan perasaan yang takut, aku menoleh ke belakang dan “BOOM” serasa dibom atom oleh sekutu.

“Pak… Pak… Pak Arman…” teriakku dengan kencang memanggil Pak Arman.

Tiba-tiba suara lolongan serigala yang menyeramkan terdengar dari kejauhan yang membuatku tambah merinding dan ditambah lagi ada sesosok wanita yang sedang bergelantungan di pohon.

“Aaaaaa…” dengan tergesa-gesa dan tanpa pikir panjang, aku langsung berlari sekuat tenaga dan “Bruuuk” aku terjatuh dan tidak sadarkan diri.

“Kring…” suara alarm yang berbunyi kencang membangunkan tidurku.

“Alhamdulillah… ternyata itu semua hanya mimpi” kataku sambil berjalan keluar kamar. Setelah bermimpi seperti itu, aku berjanji untuk selalu berdoa sebelum tidur agar aku dilindungi dari mimpi buruk.