-->

Perbedaan prespektif antar mahasiswa organisasi non organisasi , di balik sisi lain menuntut ilmu dan bersosialisasi di lingkungan institusi pendidikan.


Dalam sebuah organisasi dan sebuah jenjang pendidikan mengalami banyak perubahan yang signifikan baik dalam segi rasional maupun dari segi emosional apalagi di dalam lingkungan kemahasiswaan.  Di dalam sebuah institute pendidikan juga memiliki persaingan antar mahasiswa, baik dalam segi organisasi maupun personal.  Tapi persaingan itulah , yang mampu menjadi pemicu mahasiswa untuk saling bersaing mencapai posisi terdepan baik dari segi pergaulan maupun dari segi pengetahuan.

Perbedaan yang signifikan antar mahasiswa bisa terlihat di kala , berkumpul dan bersaing membentuk sebuah komunitas. Pembentukan komunitas sendiri  merupakan sebuah wujud antusias mahasiswa dalam berorgansisasi. Tentu saja , dalam sebuah oraganisasi dalam kampus , maupun luar kampus loyalitas adalah hal yang sangat di perhitungkan dalam berorganisasi. Hal ini lah yang menjadikan seorang mahasiswa di terima secara untuh di lingkungan organisasi atau tidak.

Begitu juga dalam sebuah  kombinasi mahasiswa organisasi non organisasi , perbedaan prespektif tersebut menjadikan mahasiswa di terima dan tidak di terima dalam sebuah komunitas.  
Setiap orang ingin menjadi yang terbaik, dan di hargai oleh lingkungannya, sehingga membangga-banggakan organisasinya, kelebihannya untuk bisa di terima. Begitulah sebuah persaingan yang kompleks antar mahasiswa.

Untuk  mahasiswa non organisasi, mahasiswa non organisasi kadang di pandang mahasiswa kupu-kupu , kuliah pulang, kuliah pulang, padahal dalam wujudnya, setiap orang memiliki tujuan hidup yang berbeda dan beragam, ada yang lebih mengutamakan kuliah dari berorganisasi , bahkan bekerja sambil kuliah. Perbedaan signifikan inilah menjadikan perbedaan persepsi di lingkungan institusi pendidikan . 

Seperti kata  “Gengsi di junjung tinggi” dari segi pemikiran cenderung idealis dan mengutamakan trend yang ada , walaupun dari segi pemikikiran tidak semuanya seperti itu , tapi justru hal inilah yang menjadi sebuah kata kunci awal perbedaan paham dan persepsi di antara mahasiswa, di balik sisi lain menuntut ilmu dan bersosialisasi di lingkungan institusi pendidikan.  SO,,,, Bagaimana menurut anda?