-->

Cerpen : Bangkit Seusai Berehat

Penulis Tamu 

Judul Cerpen : Bangkit Seusai Berehat 

Jenis Karya : Fiksi 

Nama Penulis : athalio097 

Website : https://www.wattpad.com/story/287708784

Elizer sedang menata buku-bukunya sebelum meninggalkan kamar Anevay. Hari itu jadwalnya untuk membantu Anevay belajar Kimia. Tampak Anevay seperti tidak berdaya dengan menyenderkan kepalanya di atas meja.

“Gue balik dulu, soalnya Om, sama Tante udah pulang, jadi gue tenang kalo mereka ada di rumah,” ucap Elizer.

“El!” Anevay memanggil Elizer tanpa melihat Elizer yang sudah bersiap untuk keluar dari pintu kamar Anevay.

“Gue pecundang kan?”

Begitu terkejut Elizer mendengar penuturan Anevay. Lantas Elizer meletakkan ranselnya dan mendekati Anevay yang murung. 

“Kata siapa? Enggak kok, lu bukan pecundang, masih mikirin yang kemarin?” tanya Elizer.

Anevay begitu murung setelah mendapat pengumuman jika puisinya kali ini gagal ikut lomba. Hal itu membuat Anevay menjadi terpuruk dan seolah tertekan. Elizer yang melihat sahabatnya itu tak tega.

Elizer memindahkan kepala Anevay dari meja ke pundaknya. Ia menepuk-nepuk kepala Anevay supaya gadis itu merasa tenang. Anevay merasa gagal karena puisinya tida mendapat juara, sampai Anevay sudah berkurang minat atas apa yang ia kerjakan.

Elizer sudah berulangkali memberikan effort yang baik ke Anevay, tapi sama saja tidak ada perubahan, kecuali itu kemauan Anevay untuk memilih jalannya sendiri. Elizer hanya berperan sebagai tempat Anevay bersandar jika Anevay susah untuk berdamai dengan dirinya sendiri.

Hari berganti dengan Minggu dan Minggu berganti dengan bulan. Sudah hampir satu bulan Anevay tidak menyentuh laptop yang biasanya ia gunakan untuk menulis tulisannya.  Ia kini sedang bersiap keluar menuju sofa ruang tamu untuk menonton film bersama Elizer. Elizer sudah berada di sofa ruang tamu menunggu kedatangan Anevay.

Hari itu malam Kamis, biasanya Elizer dan Anevay memiliki jadwal untuk menonton film bersama. Elizer memiliki ide untuk malam itu mereka akan menonton film apa, sengaja Elizer memutarkan film motivasi agar Anevay merasa lebih baik dan siapa tahu jika membuat Anevay minat membuat puisi lagi.

Selama menonton film Anevay melamun memperhatikan TVnya. Elizer melihat Anevay yang terlihat sudah mencerna isi dari film tersebut. Di akhir film Anevay menatap Elizer dengan penuh tanya.

“Maksud lu muter nih film apaan? Lu pikir gue seberantakan itu sampai Lo muter nih film di depan gue? Ternyata lu sama aja ya, ngarepin gue buat balik nulis puisi. Gue udah bilang berkali-kali gue gak bisa, gue itu ga ada bakat di bidang itu.” Anevay pergi masuk ke kamarnya dengan kesal. Elizer pun merasa tidak enak karena membuat Anevay kesal. 

Dari saat itu hubungan Anevay dan Elizer merenggang, kedua sohib itu tak seakrab dulu. Itu sengaja di lakukan Elizer agar Anevay merasa tenang dan nyaman dengan dirinya sendiri. Kali ini Elizer percayakan semuanya kepada Anevay bagaimana kedepannya mereka, akan terus saling mendiamkan atau berani menegur satu sama lain. Jujur saja di sisi Anevay, ia rindu dengan Elizer. Kerinduan itu ia tuangkan dalam sebuah puisi. Tanpa Anevay sadari ia mulai menulis lagi, hanya karena rasa kesepiannya tiada Elizer.

Anevay mencoba untuk menulis puisi lagi dan mengikutkan puisinya ke lomba cipta puisi, yang kali ini ia ikuti dalam event sekolah. Anevay tambah sumringah saat nama dan judul puisinya terdengar lantang dari atas panggung acara. Anevay merai juara pertama lomba cipta puisi antar kelas. Dan hal itu menumbuhkan api semangat bagi Anevay untuk menulis puisi lagi.

Sekilas Anevay melihat Elizer yang juga menatapnya. Anevay tersenyum sembari menggunakan bahasa isyarat “ini semua berkat lu, makasih ya.” Anevay tersenyum puas karena ia bisa bangkit dari keterpurukannya. Memang ia hanya butuh semangat dari lingkungan sekitanya untuk menumbuhkan harapannya kembali. Terutama sosok Elizer yang bagi Anevay ia sangat berarti dalam penulisan puisi yang ia tulis. Terkadang kita hanya butuh istirahat dan memulihkan diri dari kekecewaan, namun seusai itu kita harus bangkit dan melanjutkan mimpi kita.